Senin, 08 Oktober 2012

Sejarah Asal Nama Jorong di Nagari Biaro Gadang, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam


Menurut Dr. Controleur Van Oud-Agam dalam Buku Monografi Adat Nagari (Balai Gurah, Biaro Gadang, Ampang Gadang dan Batu Taba) yang diterjemahkan oleh H. Azwar Abdullah Dt. Mangiang (1997) disebutkan pada masa dahulu datanglah Yang Dipertuan Agung Rajo Sati, Rajo Pagaruyuang ke Nagari Biaro sekarang dan ditempatkan raja tersebut di Balai  Bagamba untuk menitah. Pada waktu itu rakyat  setempat berpendapat bahwa Rajo Pagaruyuang akan menetap di sana. Akhirnya rakyat kecewa, karena Rajo Pagaruyuang tidak jadi menetap. Padahal rakyat sudah “bi harok” dari perkataan “bi  harok” inilah asal nama Biaro.
Tanjung Alam berasal dari Tanjuang Ba-Alam, ditempat kampong Tanjuang Alam sekarang terdapat setumpuk tanah ketinggian dan sudut tanah itu dipanjang sebuah alam (bendera) sebagai tanda bahwa tempat tersebut ada penghuninya. Dari perkataan Tanjuang Ba-Alam ini menjelma menjadi Tanjung Alam.
Tanjuang Medan berasal dari sebuah tanjuang yang dipergunakan penghulu-penghulu setempat sebagai tempat untuk bermedan (rapat) dan dinamailah tempat itu Tanjuang Medan. Di Tanjung Medan ini terdapat sebuah tempat
Pada masa dahulunya dilungguakkan (dikumpulkan) orang batu ditempat yang sekarang bernama Lungguak Muto, yang digunakan untuk pertahanan dari serangan musuh. Onggokan batu tersebut lama kelamaan ditumbuhi rumput muto. Karena suburnya rumput muto tersebut sehingga tumpukan batu tersebut tidak lagi kelihatan seakan-akan sudah menjadi lungguakan rumput muto dan dinamailah  tempat tersebut Lungguak Muto.
Asal nama Pilubang datangnya dari perkataaan Lubang, yang banyak dibuat orang di daerah ini untuk pertahanan dari serangan musuh.
Batang Buo adalah sebuah sungai yang mengalir melalui sebuah kampung Batang Buo. Pada Mulanya sungai ini bernama batang baguo-guo, karena tepi sungai ini banyak ditemukan gua-gua. Dari batang baguo-guo menjadi Batang Buo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar